Kamis, 04 Februari 2010

Renungan Harian Kamis 4 Februari 2010

sumber : fransdor@gmail.com

Jika kemarin renungan kita dari Yakobus bicara mengenai
pelaku Firman,maka hari ini kita bicara tentang nilai hidup.
Sebelum saya masuk ke nilai hidup, saya mau balik sebentar
ke pelaku Firman. Kebetulan sekali, Firman hari ini diambil
dari Kolose 3:1-11, khususnya ayat 4-17 yang bicara mengenai
Manusia baru.

Disana banyak sekali contoh2 bagaimana seharusnya kita
sebagai orang yang telah diselamatkan menjalani hidup. dan
semua kata yang dipakai adalah kata aktif, "matikanlah" , "buanglah",
"kenakanlah" , "sabarlah", Dan ditutup dengan kesimpulan akhir "
Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau
perbuatan, lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil
mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (kolose 3 :17)

Kita kembali ke masalah nilai. Saya pernah mengikuti sebuah
workshop kepribadian, dan dikatakan disana bahwa jika ingin
berhasil, ubahlah cara pandang (nilai hidup) Anda, karena cara pandang
Anda akan menentukan tindakan2 Anda, dan tindakan Anda
akan menentukan kebiasaan2 Anda, dan kebiasaan2 itu
akan membentuk pribadi Anda. Dan pribadi Anda itu yang akan
membawa kesuksesan atau sebaliknya.

Beberapa bulan ini, ada acara TV yang ramai diikuti oleh pemirsanya,
khususnya para jomblo. Acara "Take Me Out Indonesia" ini bahkan
karena lelakinya juga ngak mau kalah sampai dibuat versi
"Take Him Out Indonesia". Yang menarik dari acara ini adalah saat
ajang promosi / jual diri, khususnya apabila pria yang sedang 'dijual'.

Yang menarik jika anda perhatikan, si pria ini akan dipromosikan
dengan menjual seberapa mapan/kayanya dia, dengan memperlihatkan
pekerjaannya, apa yang sudah didapat, mobil, rumah, dll. Dan para
wanita diminta untuk menentukan apakah pria ini layak untuk diberi
kesempatan atau tidak, hanya berdasarkan apa yang sudah dia miliki.
Dan menariknya adalah ketika pria ini diberi kesempatan untuk bertanya
kepada para wanita2 tsb, dia bertanya lebih ke arah pribadi si wanita,
mis: bagaimana cara baikkin mertua, bagaimana jika prianya tidak lg
bekerja, pilih mana naik bis atau taxi,dll.

Bagi saya ini lucu, si wanita menilai pria dari seberapa berhasilnya dia,
tidak peduli bagaimana pribadi si pria, sedangkan pria menilai wanita
dari pribadinya. Memang ada beberapa kontestan yang tidak seperti
yang saya gambarkan, namum umumnya seperti itu, makanya tidak
heran banyak yang bilang yang ikut acara itu cenya matre2 hehehe.

Di kehidupan nyata juga tidak jauh berbeda, saya pernah survey
ke beberapa teman wanita. Dan teman2 wanita saya ini adalah orang
Kristen, bahkan mereka adalah Kristen2 yang taat. Pertanyaan saya
simple, apa sich yang kamu cari dari seorang pria? Puji Tuhan masih
90% mencari hal2 yang bersifat kekal, namun memang ada 1-2 orang
yang masih mencari nilai yang ada dibumi.

Saya baru satu kali menjalin relationship. Tidak banyak wanita yang
mau menjalin hubungan dengan saya. Kalau kata tante saya, salah
satu sebabnya adalah karena saya naik motor butut. (sblm akhirnya
saya ganti motor, karena sering rusak) Tetapi justru saya bilang sama dia,
"justru itu tante, ce yang mau naek motor butut saya ini yang saya cari"

Mengapa saya bicara seperti itu? karena bagi saya, lebih penting wanita
itu melihat pribadi saya, daripada apa yang saya punya. Apa yang saya
punya itu bisa datang dan pergi kapan saja, tetapi pribadi saya tidak
akan kemana-mana. Yang saya cari dalam relationship adalah apakah
nilai-nilai hidup yang kita cari itu sama? itulah sebabnya mengapa
banyak penikahan gagal, karena masing2 mencari nilai hidup yang
berbeda. Yang wanita mencari kemapanan pria, sedangkan pria
mencari kedewasaan wanita, ketika nilai2 itu tidak lagi ditemukan
dalam diri pasangannya, hubungan menjadi retak.

Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu hari ini
Ajarlah kami Tuhan untuk mempunyai nilai-nilai hidup
yang benar dalam hidup kami, sehingga kami tidak tersesat.

Amien

Ps: "jika diantara teman2 ada yang tidak ingin dikirimkan lagi
renungan2 saya ini, harap beritahu ke denmuel@yahoo. com"

Nilai Hidup




Baca:

Kolose 3:1-11

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. —Kolose 3:2

Bacaan Untuk Setahun:

Keluaran 34—35, Matius 22:23-46

Dalam
suatu perjalanan menuju kota Chicago, saya melihat sebuah poster yang
mengiklankan sebuah seminar manajemen bisnis. Tulisan di poster itu
menggugah rasa ingin tahu: Nilai Seorang Pemimpin Berbanding Lurus
dengan Nilainilai Kepemimpinannya. Ketepatan dari pernyataan ini
mengejutkan saya. Nilai yang kita anut membentuk karakter kita—dan pada
akhirnya akan menegaskan bagaimana kita memimpin, atau apakah kita
benar-benar dapat memimpin. Meskipun demikian, hal ini bukan hanya
berlaku bagi para pemimpin.

Bagi pengikut Kristus, nilai hidup ini bahkan terlebih penting.
Ketika Paulus menulis kepada para orang percaya di Kolose, ia
mengatakan, "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi"
(Kol. 3:2). Maksudnya adalah ketika kita hanya memperkenankan
nilai-nilai hidup kita dimotivasi dan dibentuk oleh hal-hal yang kekal
(dan bukan yang sementara), kita akan menjadi duta-duta Kristus yang
efektif di dunia. Kita harus memiliki pemahaman bahwa kita adalah
musafir di dunia, dan bukan turis. Dengan demikian, kita dapat tetap
memiliki cara pandang yang jelas dan hati yang tidak menyimpang—dan
kita dapat melayani sang Juruselamat dengan lebih efektif.

Dikatakan bahwa kita hidup di dunia yang mengetahui harga segala
sesuatu, tetapi sama sekali tidak mengetahui nilainya. Namun, di dunia
"sekarang", para pengikut Kristus telah dipanggil untuk membangun nilai
hidup untuk hal-hal yang bersifat kekal. Dengan kata lain: Efektivitas
Orang Percaya Berbanding Lurus Dengan Nilai-nilai Hidup yang
Dimilikinya. —WEC

Oh Tuhan, Engkau melihat apa yang di dalam hati.

Tidak ada satu pun tersembunyi dari-Mu,

Oleh karena itu, tolonglah kami untuk menjalani hidup

Dengan jujur, benar, dan baik. —D. De Haan

Peganglah erat hal-hal yang kekal, lepaslah hal-hal yang sementara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar