Senin, 16 Maret 2009

Kenapa Saya Butuh Yesus

Oleh: St. Tulus Pasaribu
Renungan ini saya tulis sebagai refleksi atau evaluasi diri kita menjelang Paskah dengan harapan akan menambah pemahaman kita akan diri kita sendiri dan memahami apa yang Yesus lakukan bagi kita.

Renungan ini dimulai dengan kata tanya “kenapa ?” dengan harapan kita akan menemukan alasannya.

Pernah membaca peringatan tentang merokok yang ada dibagian belangkang bungkus rokok ? jika pernah tentu kita mengerti bahwa peringatan itu dibuat untuk memperingatkan si perokok tentang akibat yang akan dialaminya jika merokok, dengan harapan si perokok pada akhirnya berhenti merokok. Tetapi kenapa setelah membaca peringatan itu dan mengerti akibatnya jika merokok, tetapi si perokok tidak juga berhenti merokok ? Apakah karena adanya zat tertentu di rokok yang membuat seseorang jadi kecanduan sehingga sulit berhenti dari kebiasaannya merokok ? jawabannya BUKAN

Kita sering membaca surat kabar atau melihat melalui televisi ada banyak orang meninggal dunia karena over dosis atau penggunaan narkoba. Tetapi pernahkah kita bertanya Kenapa tetap ada orang yang menggunakan narkoba dan mati karena over dosis ? Dan saya yakin masih akan ada orang yang meninggal dunia karena over dosis atau menggunakan narkoba. Apakah karena kecanduan atau karena frustasi atau pengaruh pergaulan bebas ? jawabannya BUKAN

Baru baru ini kita lihat di televisi ada anggota DPR yang ketangkap basah KPK menerima uang hasil korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Berita ini bukan lah berita yang pertama, karena sebelumnya juga sudah ada anggota legislative yang ketangkap karena kasus korupsi. Ditelevisi juga diberitakan banyak pejabat pemerintah yang pada akhirnya dijebloskan kepenjara karena melakukan tindak pidana korupsi atau kolusi, seperti para pejabat Bank Indonesia . Tetapi saya yakin masih akan ada lagi kasus yang sama pada waktunya akan terungkap, dan terus berulang. Kenapa tetap masih ada dan akan terus ada kasus serupa meskipun pemberitaan di media massa gencar terlihat ? Ada yang mengatakan karena hukumannya ringan atau karena ada kesempatan atau hukum bisa diatur ? jawabannya BUKAN.

Minggu lalu saya bertanya dengan anak-anak pra remaja di gereja saya dalam rangka persiapan ujian akhir bagi anak kelas tiga SMP. Saya tanyakan kepada mereka, “ada ngga yang kepingin nilai ujiannya jelek.” Serentak mereka mengatakan. “tidak.” Lalu saya Tanya kembali,”siapa yang ingin dapat SMA negeri 8 atau SMA negeri 81 ?” mereka serentak menjawa,”mau.” Saya katakan kepada mereka,”untuk mencapai semuanya itu harus dilakukan dengan belajar yang rajin dan serius.” Mereka semua tahu bahwa untuk mendapat nilai bagus harus belajar dengan rajin dan serius, tanpa harus saya kasih tahu. Lalu kenapa pada akhirnya mereka tidak melakukan apa yang mereka tahu, dan membuat keputusan rajin belajar dengan serius ? mereka malah sibuk dengan teman meraka, pergi kesana, janji dengan si anu dan lain sebagainya sehingga apa yang ingin mereka lakukan, yaitu rajin belajar tidak mereka lakukukan. Dan akibatnya, sudah dapat dipastikan nilai jelek, harapan masuk ke SMA negeri 8 hanya sebatas harapan. Lalu kalau di Tanya kenapa jelek, maka jawaban yang mungkin kita dengan adalah, soalnya susah, ngga pernah diajarin; gurunya emang killer susah dapat nilai bagus; ya emang pada jelek semua, rata-rata kelasnya aja jelek. Tetapi apa benar ini jawaban yang sesungguhnya ? jawabannya BUKAN.

Saya ingin mengajukan pertanyaan ini kepada kita semua, adakah dosa yang belum diketahui sebagai dosa sehingga seseorang melakukannya tanpa merasa bahwa itu dosa ? Bisa saya pastikan 99 % tidak ada yang tidak tahu bahwa sesuatu itu dosa. Kenapa saya katakan demikian, contoh ; tidak ada yang tidak tahu bahwa mencuri itu dosa, tidak ada yang tidak tahu bahwa korupsi itu dosa, tidak ada yang tidak tahu bahwa narkoba itu dosa. Tetapi yang ingin saya katakan adalah apa yang kita tahu tentang dosa tidak membuat kita tidak melakukan dosa itu. Jadi apa gunanya pengetahuan kita tentang dosa jika toh kita tetap melakukan dosa itu ? Kita akan mencari jawabnya pada Firman Tuhan yaitu Alkitab kita, yang didalamnya menjelaskan apa yang menjadi pergumulan kita tentang dosa ? kenapa kita masih jatuh dalam dosa ? dan kenapa kita butuh Yesus ?

Paulus dalam kitab Roma mau menjelaskan kenapa semuanya itu harus terjadi, yang pada akhirnya akan membawa kita kepada pengertian kenapa saya butuh Yesus ?

Dalam Roma 7 : 19 – 20 dikatakan demikian ,”Sebab bukan apa yang aku kehendaki yang baik yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita bahwa dari segi keinginan Paulus mengingini hal yang baik, tetapi dosa yang ada di dalam diri Paulus justru “memaksa” Paulus untuk melakukan hal yang tidak diingininya. Satu hal yang perlu kita pahami bahwa manusia secara natural adalah HAMBA, entah itu hamba dosa atau hamba kebenaran. ( Roma 6 : 15 – 23 ). Sebagai hamba dosa mau atau tidak mau kita menuruti apa yang dikehendaki tuan kita yaitu Dosa. Sebagai contoh, jika kita mempunyai pembantu di rumah, jika dia dalam keadaan yang cape, dia akan tetap menurut walaupun dengan hati kesal apabila disuruh melakukan sesuatu. Tetapi kita tidak bisa menyuruh pembantu tetangga kita untuk melakukan yang kita minta, dia dapat menolaknya, karena dia bukan hamba kita. Itu sebabnya kita perlu dimerdekakan oleh Kristus agar kita tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi menjadi hamba kebenaran.Roma 7 : 24 “Aku manusia celaka ! siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini.” Ayat ini menunjukan bahwa Paulus menyadari dari dirinya sendiri dia tidak mampu melepaskan diri dari pengaruh tubuh maut yang membawa dia untuk senantiasa melakukan dosa. Dan paulus juga menyadari bahwa dia butuh pertolongan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh tubuh maut, dimerdekakan. Roma 7 : 25, Syukur kepada Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Kenapa hanya Yesus yang mampu membebaskan kita dari perhambaan dosa dan membawa kita menjadi hamba kebenaran. Roma 8 : 3 – 4 “ sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena Karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa. Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, supaya tuntutan hukum taurat digenapi didalam kita yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh. Dari Firman Tuhan ini ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan :

1.sejak Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa manusia secara daging sudah dikuasai dosa dan menjadi hamba dosa. Mau atau tidak mau manusia akan menuruti Tuannya yaitu dosa

2. Yesus datang kedunia ini sebagai manusia yang memiliki daging serupa dengan daging yang dikuasai dosa, hanya Yesus tidak berdosa dan tidak melakukan dosa.

3. Yesus dalam keadaanya sebagai manusia telah menanggung semua tuntutan dosa dengan mati dikayu salib. Yesus yang tidak berdosa telah dijadikan dosa supaya semua tuntutan hukum taurat digenapi didalam diriNya

4. Allah setia dalam FirmanNya bahwa upah dosa adalah maut, itulah sebabnya Yesus harus mengalami maut untuk menanggung dosa manusia.

5. Kebangkitan Yesus dari kemaktian telah membuktikan bahwa dosa tidak lagi berkuasa terhadap kedaginggan. .

6. Kebangkitan Yesus telah memerdekakan manusia yang percaya kepadaNya dari perhambaan dosa menjadi hamba kebenaran.

7.Dengan percaya kepada Yesus dan menerima karunia Roh Kudus yang adalah penolong, setiap orang yang percaya diberikan kemampuan untuk mengatakan TIDAK terhadap dosa.

8. Manusia masih mungkin JATUH dalam dosa karena manusia masih memiliki tubuh daging, tetapi setiap orang yang percaya kepada Yesus tidak boleh lagi HIDUP dalam Dosa.

Itulah sebabnya kenapa saya butuh Yesus ? karena hanya Yesus yang dapat memerdekakan saya dari perhambaan dosa, dan menjadi hamba kebenaran. Hanya Yesus yang dapat menolong saya untuk mengatakan STOP merokok, STOP narkoba, STOP korumpsi dan kolusi, STOP kemalasan, dan STOP DOSA..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar